Kebiasaan yang berkembang di masyarakat, setiap kali menghadapi kondisi keseleo, langsung pikiran terfokus pada tindakan mengurut. Yang diminta mengurut biasanya orang pinter. Selain dengan keahlian pijat-memijat, ada juga yang disertai dengan mantera, atau jampi-jampi. Tepatkah pilihan tindakan itu? Belum tentu.
Yang tidak tepat itu me
nimpa Pak Mur, 58 tahun. Kaki kanannya terkilir setelah tak sengaja menginjak batu sebesar bola bekel, lalu tulang kering tungkai kanannya terantuk palang besi. Seketika terasa nyeri hebat dan setelah itu berjalannya harus dipapah lantaran rasa nyerinya.
Orang rumah membawanya ke orang pinter. Tungkai kanan Pak Mur langsung diurut, dan diberi rempah serta dibaluri dengan minyak khusus. Waktu diurut, Pak Mur berteriak menahankan rasa nyeri luar biasa. Apa yang kemudian terjadi?
Seminggu setelah diurut, tidak bertambah enak terasa tungkai kanannya. Masih tetap saja nyeri dan terganggu kalau dibawa berjalan, atau menapakkan kaki kelewat keras. Bahkan tidak sedang dibawa berjalan pun, dan sekadar digerakkan ringan saja pun masih menimbulkan rasa nyeri juga.
Curiga ada yang lebih gawat terjadi di tulang tungkainya, putra sulungnya membawa Pak Mur ke rumah sakit dan dokter menganjurkan difoto rontgen tungkai kanannya. Apa yang terlihat pada foto tulang tungkai kanan Pak Mur?
Tulang betis kanan Pak Mur retak melintang dan letak patahan tulangnya sudah berubah posisi. Melihat keadaan itu, Pak Mur harus segera dioperasi untuk mereposisi tulang betisnya kembali pada kedudukan normal, sambil mempertemukan ujung patahan tulang bagian atas dan patahan bawahnya. Kok bisa begitu?
Mendengar Pak Mur sempat diurut sebelum ke rumah sakit, dokter menduga, patah tulang dan berubahnya posisi patahan tulangnya, bisa jadi akibat proses pengurutan yang ditempuh Pak Mur sebelumnya. Apa penjelasannya?
Awalnya mungkin hanya patah tulang ringan, atau patah tulang rambut (hanya retak) saja. Namun, setelah diurut, akibat proses mekanik yang terjadi selama pengurutan, tulang yang tadinya hanya retak, menjadi patah sungguhan, akibat ditekan selama pengurutan. Mau hemat malah jadi boros, selain harus menempuh pembedahan pula.
Bukan satu-dua kasus seperti yang dialami Pak Mur. Gara-gara salah menangani kasus keseleo, baik diurut sendiri, atau minta bantuan yang ahli, akibat buruknya bisa sama.
Patah tulang yang hanya ringan umumnya bisa menyambung sendiri tanpa perlu operasi. Cukup dengan membalutnya menggunakan gips. Namun, gara-gara diurut, malah jadi berurusan dengan bagian bedah. Ongkos dan risiko pembedahan tentu lebih tinggi daripada sekadar hanya memakai gips. Pengalaman yang Pak Mur takkan pernah lupakan.
Keseleo Bukan Patah Tulang
Ya, keseleo memang bukan patah tulang, melainkan hanya peregangan yang mendadak dan berlebihan pada unsur yang ada dalam persendian. Kita tahu, persendian dibangun oleh beberapa komponen, seperti tendon atau urat (ujung otot yang melekat pada bagian sendi), ikat sendi (ligamentum), dan tulang sendiri.
Setiap cedera, baik berupa tumbukan, jejas tumpul maupun tajam, benturan, pada bagian sendi, bisa merusak komponen sendi. Bisa hanya mengenai salah satu komponen sendi saja, bisa juga lebih. Malah bisa juga sampai mencederai permukaan sendinya.
Peristiwa yang menimbulkan jejas pada bagian sendi, baik akibat terjatuh, terpukul, terbentur, terantuk oleh benda keras, atau oleh beban berat, umumnya menimbulkan keadaan keseleo (sprain). Bukan tak mungkin, jika jejas yang menimpa persendiannya cukup besar, bisa sampai menimbulkan patah tulang juga.
Patah tulang sendiri bisa enteng saja, yakni berupa retak rambut belaka seperti yang dialami Pak Mur. Pada foto rontgen tampak sebagai garis tipis yang sama sekali tidak mengubah bentuk maupun posisi tulang. Tulang tetap tampak lurus, dan umumnya tidak menimbulkan nyeri berarti. Nyerinya hanya berasal dari gangguan pada persendiannya, yang mungkin mengenai urat, ikat otot, atau tulangnya sendiri.
Tentu tidak mudah membedakan kasus yang hanya keseleo saja, dengan kasus keseleo yang disertai dengan patah tulang juga, seperti yang terjadi pada Pak Mur di atas. Cara satu-satunya untuk membedakan keduanya, dengan membuat foto tulang pada bagian yang diduga patah.
Gejala Keseleo
Gejala keseleo biasanya sensasi umum saja yang dirasakan oleh mereka yang pernah mengalaminya. Yang pertama-tama dirasakan tentu rasa nyeri di tempat yang mengalami keseleo. Di tempat itu mungkin tampak pembengkakan, memar membiru, nyeri tekan, atau muncul nyeri bila bagian yang terkena digerakkan.
Bila tidak terjadi kerusakan yang fatal pada komponen persendian, keseleo biasanya akan menyembuh sendiri. Dalam beberapa hari keluhan dan gejala keseleo akan pulih.
Namun, bila yang semula diduga keseleo, disusul dengan keluhan nyeri yang semakin bertambah berat, lalu disertai demam yang muncul belakangan, mungkin ada rasa baal (kebas), atau kesemutan, kemungkinan selain mengenai persendian, sudah menyentuh permukaan sendi, dan atau serabut saraf di sekitar tempat yang terkena. Keadaan ini tidak boleh didiamkan, dan perlu bantuan dokter. Siapa tahu sudah terjadi kerusakan sendi, atau mungkin saja patah tulang (ringan).
Gejala Patah Tulang
Berbeda dengan hanya keseleo, gejala patah tulang umumnya lebih berat. Selain gejala yang menyerupai keseleo, karena memang juga biasanya disertai dengan keseleo atau terjadinya gangguan pada komponen persendian, mungkin disertai dengan nyeri yang lebih hebat. Nyeri hebat bangkit bila diminta menggerakkan bagian yang terkena. Pada bagian yang terkena, tampak memar membirunya lebih parah, apalagi bila disertai dengan perdarahan di sekitar situ.
Gejala tidak dapat menggerakkan, atau memfungsikan bagian yang terkena yang harus dicurigai sebagai kondisi patah tulang. Pada keadaan keseleo saja umumnya tidak disertai nyeri hebat bila pasien diminta memfungsikan atau menggerakkan bagian yang terkena. Bila menghadapi keadaan susulan seperti di atas, segeralah minta bantuan medis, dan jangan sekali-kali diurut, apalagi memanipulasinya secara mekanik.
Patah tulang yang dimanipulasi secara mekanik, selain memperburuk kondisi patah tulangnya, bisa jadi akan menimbulkan perubahan posisi patahan tulangnya. Yang tadinya patahan tulangnya hanya miring sedikit, dengan memanipulasinya kemungkinan patahan tulangnya jadi bergengsol, tak saling bertemu lagi, atau keluar dari posisi asal.
Kita tahu, pada pangkal tulang anggota gerak umumnya melekat ikat otot, dan urat. Bila bagian tulang yang ada ikat otot atau uratnya patah, maka bagian patahan tulangnya akan terbetot oleh regangan otot yang bertumpu di bagian patahan tulang itu. Dengan cara begitu, patahan tulang lalu berubah posisi, mungkin menjadi sangat jauh dari posisi normalnya. Yang ini lazim terjadi pada tulang lengan, atau tulang tungkai.
Patah tulang sederhana tanpa perubahan posisi tulang, tentu lebih mudah ditangani dibanding patah tulang yang disertai tarikan otot, urat, atau ikat otot. Apalagi kalau ujung tulangnya sampai hancur tak beraturan lagi bentuk patahannya.
“RICE”: Cara Mengatasi Keseleo
Bukan rice-nasi, bukan pula Condoleeza Rice sang tokoh yang mantan Menteri Luar Negeri AS, melainkan kependekan dari (i) Rest; (2) Ice; (3) Compression; (4) Elevation, sebuah tips sederhana bagaimana sikap kita bila kita mengalami keadaan keseleo.
Bukan mencari dukun, tukang pijat, atau ahli urut orang pinter. Bukan tidak ada keahlian nonmedis yang bisa mengatasi keadaan keseleo. Hanya agar tidak sampai kasus berlanjut menjadi lebih buruk seperti yang dialami Pak Mur di atas, maka alangkah bijaknya apabila kasus keseleo jangan buru-buru diurut dulu.
Bahwa Anda memercayai tindakan urut orang pinter, bagian dari hak pasien. Namun, kalau itu yang mau dipilih, pastikan dulu kalau keadaan keseleo yang Anda alami itu benar sejati hanya keseleo tanpa disertai patah tulang. Untuk itu pembuatan foto rontgen tulang diperlukan.
Kewaspadaan perlu diberikan lebih pada kelompok umur yang sudah separo baya. Mengapa? Oleh karena pada kelompok ini tulang-belulangnya sudah rapuh. Mungkin sudah mulai keropos (osteopenia), atau siapa tahu sudah keropos betulan (osteoporosis). Anda dapat mengukur kepadatan tulang Anda dengan densitometer.
Di AS, lebih separo kasus patah tulang terjadi pada mereka yang mengidap pengeroposan tulang osteoporosis. Artinya, patah tulangnya terjadi secara kurang wajar. Trauma mengenai tulang yang pada orang normal tidak harus sampai menjadikan tulang patah, pada mereka yang tulangnya sudah keropos, sudah menimbulkan patah tulang. Kondisi demikian yang dikenal sebagai patah tulang patologis (pathological fractures).
Kasus Pak Mur di atas, kemungkinan juga tergolong jenis patah tulang yang tidak semestinya terjadi. Namun, melihat umur Pak Mur yang sudah kepala lima, dan Pak Mur konon tak suka ikan, daging, dan tidak pula minum susu, dokter menduga, tulangnya sudah lama keropos. Itu sebabnya, terantuk besi saja yang pada tulang normal tidak bikin patah tulang, pada dirinya berakibat patah tulang. Diduga sebagian besar orang Indonesia yang rata-rata minum susu hanya sampai semasa kanak-kanak, besar risiko pengeroposan tulangnya.
Jadi, di mana pun lokasi keseleonya, mungkin di pinggul, bisa jadi di lutut, atau di tumit, selain di bagian lengan dan tangan, penanganannya sama. Merujuk kepada salah satu cara sederhana seperti sudah disebut di atas, dapat kita lakukan dengan pertama, membawanya beristirahat (Rest). Artinya sama sekali tidak menggerakkan, apalagi memfungsikan bagian yang terkena.
Dengan membawanya beristirahat, proses pemulihan bagian komponen persendian yang teregang, akan lekas pulih. Biarkan tidak menggerak-gerakkannya selama beberapa hari.
Selain itu, kompreslah (Ice) bagian yang keseleo itu dalam 24 jam setelah kejadian. Dengan kompres es akan membantu mengendurkan peradangan, dan mengendurkan rasa nyeri. Bila tak punya kantong kompres khusus, bisa memakai kantung plastik yang diisi es batu. Lakukan kompres es terus selama 24 jam.
Lain dari itu, bebatlah (Compresssion) bagian yang keseleo dengan pembebat elastis (dapat dibeli di apotek). Pembebatan dapat membantu meredakan pembengkakan, asalkan tidak membebatnya kelewat ketat.
Dan tindakan terakhir, dengan melakukan pengangkatan bagian yang keseleo lebih tinggi (Elevation), termasuk selama waktu tidur, dengan maksud agar tidak terjadi penimbunan cairan, sehingga dapat dicegah terbentuknya pembengkakan.
Tentu saja tindakan sederhana yang dapat dilakukan sendiri di rumah tersebut, setelah memastikan dulu bahwa memang tidak terjadi patah tulang. Benar, patah tulang ringan (hanya berupa retak rambut), biasanya akan pulih sendiri.
Namun, bila kita tidak tahu kalau sudah terjadi patah tulang sehingga bagian yang patah tidak dibebat dengan gips, patahnya bakal bertambah berat akibat tetap membawanya bergerak (berjalan, memfungsikannya). Maka, foto rontgen tulang yang diduga patah betul harus dilakukan.
Source : dari berbagai sumber